Kamis, 15 November 2012

ILMU SOSIAL DASAR



TULISAN BEBAS 2


Kumpulan Puisi Ibu dan Ayah

PUISI UNTUK AYAH DAN IBU
=================================

Bunda ...
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku
Ayah ...
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah.. Bunda..
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam taman-Nya yang terindah nanti.


AYAH

tak peduli sang mentari membakar tubuh mu
tak peduli lumpur dan peluh membasahi tubuhmu
letih sudah harap langkah mu____
.........ayah..

duh.....remuk hati ini
melihat perjuangan mu
duh....hancur raga ini
melihat ,,,mendengar settiap helaan nafas mu

ayah.......

itu badan yang dulu gempal
kini habis di makan derita
itu kulit yang dulu nan mulus
kini penuh dengan bintik-bintik lara

ayah.........
lumpur dan peluh tlah menjadi pakaiyanmu
pegal dan linu telah menjadi santapan mu
capek dan letih sudah menjadi makanan mu
ayah...................

ku salut dengan pengorbananmu
ku kagum dengan jiwa juang mu
semua tuk keluargamu..!
by. Arya Robinson,. Cs
Kumpulan Puisi Untuk Ayah
Ku Gembira...!
Walau Ku Kembara Sedunia..
Walau Ku Temu Ramai Insan …
Nyata Aku Punya Ramai Teman…
Teman2..Seikhlas Hati Ku Katakan
Kalian Istimewa..Teristimewa…

Walau Ku Kembara Sedunia
Walau Ku Temu Ramai Insan ….
Nyata Kamu Tetap Raja dan Ratu Dihati Ku…

Seikhlas Hati Ku Kata Kan …
I Love You Mam & Dad
Kamu Istimewa..Teristimewa

Walau Ku Kembara Sedunia
Walau Ku Temu Ramai Jejaka
Nyata Kau Tiada Tandingannya
Kau Istimewa ..Teristimewa…!

Ayah Sejatiku

Ayah kau adalah pembelajaran
Sekumpulan ilmu yang harus dipraktekkan
Kau pukul aku dengan cambuk ingatan
Agar lebih bermakana untuk kampung negara
Kini sudah usang kulitmu Ayah
Tapi setiap kerut kulitmu adalah pengalaman

Kau didik aku
lewat khas militer terbaikmu
Beliyau berikan waktu yang tepat untuk tidur
Dan tak ada kata keluar malam
Waktu harus dikerjakan secara tepatnya
Seketika aku salah beliyau lari untuk sopaniku
Rahasia hitam putih adalah hobimu ayah.

Dengan mentri dan pion jalankan lalu habiskan malam
Tanpa bintang seterang matahari
Aku disini selalu mendoakan kesehatanmu ayah sayang .


BAPAK INI TENTANG RINDUKU

"ku tulis petuahmu dihatiku
dengan cahaya tinta menyala
agar hati dan jiwa ini terang dari gelap
ketika fitnah dunia ingin melahap

surbanmu lusuh oleh pengalaman
namun tetap putih oleh ilmu
keringatmu masih tercium
tiap kali bibir ini memanggilmu

Bapak, ingatku tanpa segan dulu naik ke bahumu, bahkan
beranjak besar tanpa sadar membebani bahumu
aku belum cukup berbakti

setelah kini engkau mempunyai menantu..
sadar'ku sepi merangkulmu , sedang
aku tetap belum tegap berdiri
tanpa petuah dan bimbingan yang sesering dulu
yang lelahku berakhir dipangkuanmu
dan belaianmu segarkan semangat...
aku masih belum cukup berbakti

maka gelisahku diseberang jalan ini
termenung rindu menatap awan berarak
arahnya mengajakku pulang
ku hanya tersenyum menitip salam
" Bapak, doakan anakmu menjadi seperti harapan
yang tiap sujud kau bisikkan..."
aku masih masih belum cukup berbakti,

maafkan anakmu...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar